an original poem by me
Denting jam tanganku berdetik
Jantungku berdetak berdegup
Keduanya berirama
Menjelma menjadi sebuah alunan musik di kepala
Wahai senja, seandainya kau tahu
Kehadiranmu dan kehadirannya, adalah alasan atas detak dan detik itu
Titisanmu yang engkau titipkan
Membawa kembali jingga yang sempat hilang
Kau tahu pun, pasti engkau akan cemburu
Engkau cemburu pun, sudah pastilah engkau ambil kembali
Wahai senja ketahuilah
Kau lakukan itu pun niscaya tak akan kurelakkan engkau mengambilnya kembali
Memohon, meronta, apa saja. Karena jingganya, adalah warna-warni ku
No comments:
Post a Comment